El Nino dan La Nina
A. Pengertian El Nino dan La Nina
El
Nino dan La Nina adalah merupakan dinamika atmosfer dan laut yang mempengaruhi
cuaca di sekitar laut Pasifik. El Nino merupakan salah satu bentuk penyimpangan
iklim di Samudera Pasifik yang ditandai dengan kenaikan suhu permukaan laut di
daerah katulistiwa bagian tengah dan timur.
pantauan el nino dan la nina |
Sebagai indikator untuk memantau kejadian El Nino,
biasanya digunakan data pengukuran suhu permukaan laut pada bujur 170°BB - 120°BB dan
lintang 5°LS - 5°LU, dimana anomali positif mengindikasikan terjadinya El
Nino. Dan fenomena La Nina ditandai dengan menurunnya suhu permukaan laut pada
bujur 170°BB - 120°BB dan pada lintang 5°LS - 5°LU dimana
anomali negatif, sehingga sering juga disebut sebagai fase dingin. Kedua
fenomena di perairan pasifik ini memberikan dampak yang signifikan bagi
kehidupan manusia.
B. Faktor Penyebab El Nino dan La Nina
· Anomali
suhu yang mencolok di perairan samudera pasifik.
· Melemahnya
angin passat (trade winds) di selatan pasifik yang menyebabkan pergerakan angin
jauh dari normal.
· Kenaikan
daya tampung lapisan atmosfer yang disebabkan oleh pemanasan dari perairan
panas dibawahnya. Hal ini terjadi di perairan peru pada saat musim panas.
· Adanya
perbedaan arus laut di perairan samudera pasifik.
C. Proses Terjadinya El Nino dan La
Nina
Keadaan Perairan S amudera Pasifik saat Normal |
Keadaan Perairan Samudera Pasifik saat terjadi El Nino |
Pada bulan desember, posisi matahari berada di titik
balik selatan bumi, sehingga daerang lintang selatan mengalami musim panas. Di
Peru mengalami musim panas dan arus laut dingin Humboldt
tergantikan oleh arus laut panas. Karena kuatnya penyinaran oleh sinar matahari
perairan di pasifik tengah dan timur, menyebabakan meningkatnya suhu dan
kelembapan udara pada atmosfer. Sehingga tekanan udara di pasifik tengah dan
timur rendah, yang kemudian yang diikuti awan-awan konvektif (awan yang
terbentuk oleh penyinaran matahari yang kuat). Sedangkan di bagian pasifik
barat tekanan udaranya tinggi yaitu di Indonesia (yang pada dasarnya
dipengaruhi oleh angin musoon, angin passat dan angin lokal. Akan tetapi
pengaruh angin munsoon yang lebih kuat dari daratan Asia), menyebabkan sulit
terbentuknya awan. Karena sifat dari udara yang bergerak dari tekanan udara
tinggi ke tekanan udara rendah. Menyebabkan udara dari pasifik barat bergerak
ke pasifik tengah dan timur. Hal ini juga yang menyebabkan awan konvektif di
atas Indonesia bergeser ke pasifik tengah dan timur.
Sedangkan La Nina sebaliknya dari El Nino, terjadi saat
permukaan laut di pasifik tengah dan timur suhunya lebih rendah dari biasanya
pada waktu-waktu tertentu. Dan tekanan udara kawasan pasifik barat menurun yang
memungkinkan terbentuknya awan. Sehingga tekanan udara di pasifik tengah dan
timur tinggi, yang menghambat terbentuknya awan. Sedangkan di bagian pasifik
barat tekanan udaranya rendah yaitu di Indonesia yang memudahkan terbentuknya awan
cumulus nimbus, awan ini menimbulkan turun hujan lebat yang juga disertai
petir. Karena sifat dari udara yang bergerak dari tekanan udara tinggi ke tekanan
udara rendah. Menyebabkan udara dari pasifik tengah dan timur bergerak ke
pasifik barat. Hal ini juga yang menyebabkan awan konvektif di atas pasifik
ttengah dan timur bergeser ke pasifik barat.
D. Mendeteksi La Nina
Meskipun rata-rata La Nina terjadi
setiap tiga hingga tujuh tahun sekali dan dapat berlangsung 12 hingga 36 bulan,
ia tidak mempunyai periode tetap sehingga sulit diprakirakan kejadiannya pada
enam hingga sembilan bulan sebelumnya. La Nina adalah sesuatu yang alami dan
telah mempengaruhi wilayah Samudra Pasifik selama ratusan tahun. Namun demikian
secara umum terdapat tiga parameter yang biasa digunakan untuk mendeteksi
terjadinya La Nina :
1. SOI (Indeks Osilasi
Selatan)
SOI adalah nilai indeks yang
menyatakan perbedaan Tekanan Permukaan Laut (SLP) antara Tahiti dan Darwin,
Australia.
Dengan :
1.
Pdiff
= selisih antara rata-rata satu bulan SLP Tahiti dan rata-rata SLP Darwin
2.
Pdiffav =
rata-rata jangka panjang Pdiff di bulan yang dimaksud
3.
SD(Pdiff)
= Standar Deviasi jangka panjang dari Pdiff di bulan yang dimaksud
La Nina dideteksi ketika nilai SOI
positip selama periode yang cukup lama (setidak-tidaknya tiga bulan).
2. Suhu Muka Laut
La Nina terutama ditandai dengan
mendinginnya suhu muka laut di Pasifik Equator
·
SST
lebih rendah dibandingkan dengan rata-ratanya.
·
penyimpangan
suhu muka laut di daerah tersebut bernilai negatif.
3. Angin passat
Sirkulasi angin secara global di bumi |
Selama kejadian La Nina, angin pasat
timur menguat. Perairan di sekitar Indonesia dan Australia menjadi lembab dan
basah.
E. Dampak dan Pengaruh El Nino dan La
Nina
1. Pada Alam
Ø
Naiknya
tekanan udara di pasifik tengah dan timur saat El Nino, menyebabkan pembentukan
awan yang intensif. Hal ini yang menjadikan curah hujan yang tinggi di kawasan
pasifik tengah dan timur. Sedangkan sebaliknya, di daerah pasifik barat terjadi
kekeringan yang jauh dari normal.
Ø
Turunnya
tekanan udara di pasifik tengah dan timur saat La Nina, menjadi hambatan
terbentuknya awan di daerah ini, sehingga mengalami kekeringan. Sedangkan
sebaliknya, di daerah pasifik barat curah hujan sangat tinggi. Hal ini
menimbulkan banjir yang parah di Indonesia.
2. Pada Manusia
Ø Meningkatnya suhu permukaan laut yang biasanya dingin di perairan , mengakibatkan perairan yang tadinya subur akan ikan menjadi sebaliknya. Hal ini menyebabkan nelayan kesulitan mendapatkan ikan di perairan.
terima kasih teman, artikelnya sangat bermanfaat
BalasHapus